Sabtu, 23 Juli 2011

Mitsubishi


Antisipasi terhadap perkembangan usaha dan persaingan bisnis otomotif juga dilakukan dengan memperluas jaringan pemasaran yang mencakup 3S (Sales, Service dan spare part), disamping itu juga dikembangkan partshop-partshop dan bengkel resmi Mitsubishi yang menyebar di seluruh Indonesia.
Fokus kami tidak hanya pada ibukota propinsi atau kota-kota besar, tapi menjangkau pula sejumlah wilayah diluar Jawa/Sumatera. Dengan cara ini pula kami wujudkan komitmen kami untuk tidak hanya memuaskan dan memberikan yang terbaik bagi pelanggan di kota besar, tapi juga yang ada di kota kecil, bahkan dipelosok tanah air.
Menyeleraskan kualitasnya, secara berkala diadakan pertemuan dengan para dealer untuk membahas situasi perkembangan pasar mobil dan aspek layanan purna jual. Disamping itu pada waktu-waktu tertentu, staf KTB juga mengadakan kunjungan berkala ke sejumlah dealer dan pelanggan.
Kami sadari pula fungsi dealer sebagai jembatan antara KTB dan jaringan penjualan lepas. Maka, KTB mendorong agar para dealer membina hubungan baik dengan para pelanggannya baik secara sendiri atau bekerjasama, serta sekaligus menyelenggarakan acara yang melibatkan pelanggan. Kami yakin, acara itu banyak manfaatnya sebagai refleksi tanda terima kasih terhadap produk yang digunakan dan penghargaan kami atas kepercayaan konsumen.

Manufaktur & Perakitan

PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors & Manufacturing Manufaktur dan Perakitan Mesin Jl. Raya Bekasi Km 21-22, Pulo Gadung Jakarta 10033
Tlp: (021) 4602908, 46029
Fax: (021) 4602915

PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors & Manufacturing Manufaktur Bodi dan Rangka Jl. Raya Bekasi Km 21-22, Pulo Gadung Jakarta 10033
Tlp: (021) 4602908, 46029
Fax: (021) 4602915

PT. Krama Yudha Ratu Motor Perakitan untuk kendaraan niaga Jl. Raya Bekasi KM 21-22, Pulo Gadung Jakarta 13013
Tlp: (021) 4602905
Fax: (021) 4602904

PT. Braja Mukti Cakra Manufaktur Komponen Pengereman dan Komponen Mesin Jl. Desa Harapan Kita No. 4 Kel. Harapan Jaya Bekasi
Tlp: (021) 8871836
Fax: (021) 8878949

PT. Trijaya Union Pembuatan Bodi dan Rangka Bis Jl. Raya Gatot Subroto Km 9, Kadu Jaya Kab. Tangerang
Tlp: (021) 59302312
Fax: (021) 59302402

PT. Karya Bahana Berlian Manufaktur Jok Mobil Jl. Pulomas Raya No. 8 Jakarta Timur
Tlp: (021) 4722618, 48911
Fax: (021) 4893466

Kamis, 07 Juli 2011

Salsabiila Nasyid


Salsabiila, itulah nama tim nasyid saya di SMKN 36 Jakarta,
Nasyid ini beranggotakan 6 orang yaitu,
M. Irhas ( Vokalis ), Sugeng Priyanto ( Backing Vokal ), M. Ridwan ( Bass ), Asep Wilman .F ( Perkusi ), Achmad Ilias ( Perkusi ), Septian Eka Putra ( Perkusi )...
Tim Nasyid kami berdiri pada tanggal 1 Juni 2009,
nama salsabiila di ambil dari Al - Quran
Salsabiila?
arti dari salsabiila sendiri adalah air mata yang ada di surga ( dr Al-Quran )
Semoga Nayid Kami Bisa SUKSES!!!!
Amin.......

SMK Negeri 36 Jakarta

SMK Negeri 36 Jakarta merupakan sebuah sekolah menengah kejuruan unggulan di Indonesia khususnya di DKI Jakarta dalam bidang Kelautan/Pelayaran. Sekolah ini juga dikenal sebagai sekolah dengan disiplin yang tinggi karena menerapkan disiplin ala semi militer. SMK ini terletak di Jalan Baru Kosambi III, Cilincing, Jakarta Utara, Indonesia. SMKN 36 Jakarta biasa juga disebut dengan "KYU". Disebut "KYU" karena dahulu SMK Negeri 36 Jakarta bernama STM Negeri 9 yang diambil dalam bahasa Jepang. Dan hingga saat ini masih dikenal dengan "KYU" karena 3+6=9.

Daftar isi

[sembunyikan]

[sunting] Program Keahlian

  • Agribisnis Perikanan (AP)
  • Nautika Kapal Penangkap Ikan (NKPI)
  • Teknika Kapal Penangkap Ikan (TKPI)
  • Teknik Kendaraan Ringan (TKR)
  • Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ)
  • Teknik Pemesinan (TP)
  • Teknik Alat Berat (TAB)

[sunting] Sarana dan Prasarana

  • Masjid Al-Istiqomah SMKN 36
  • Moving Class
  • Ruang Auditorium (Aula)
  • Ruang Kepala Sekolah
  • Ruang Komite Sekolah
  • Ruang Kesiswaan
  • Ruang Guru
  • Ruang Staff
  • Ruang Meeting
  • Ruang Diskusi/Gambar
  • Ruang OSIS
  • Ruang Tata Usaha (TU)
  • Ruang Bimbingan Konseling (BK)
  • Ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
  • Ruang Fitness
  • Ruang Musik/Band
  • Laboratorium Komputer (KKPI)
  • Perpustakaan dengan 4 unit komputer
  • Lapangan Utama
  • Lapangan Futsal
  • Kantin Sekolah
  • Koperasi Sekolah
  • Pos Satpam
  • Area Parkir
  • WC Kepsek, Guru, dan Siswa-siswi
  • Free Hotspot Area
  • Laboratorium Komputer dan Jaringan (TKJ)
  • Ruang Perakitan Komputer/PC
  • Bengkel Otomotif, Alat Berat, dan Permesinan
  • Garasi
  • Ruang Navigasi (NKPI)
  • Laboratorium Budidaya Perikanan
  • Laboratorium Pengolahan Ikan
  • Ruang Foto Copy
  • 1 unit komputer (outdoor)
  • Telepon Umum
  • Gudang Taiko
  • Anjungan Navigasi
  • Alat-alat Olahraga
  • LCD Proyektor

[sunting] Ekstrakurikuler

[sunting] Majalah SMK Updates

SMK Updates merupakan majalah yang memuat tentang Sekolah khususnya SMK yang terbit setiap bulannya. Majalah ini dibuat dan disusun oleh jurnalis yang terdiri dari siswa-siswi SMK Negeri 36 Jakarta dan telah diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo. Untuk info lebih lanjut, klik http://www.smkupdates.net/

[sunting] Taiko SMKN 36 Jakarta

[sunting] Mars SMKN 36 Jakarta

Satukan derap langkah maju bersama, menyongsong masa depan
Dengan semangat belajar dan berkarya
Membangun citra dan kejayaan bangsa
Teknologi, Industri, dan Pelayaran SMK 36
Berperan ciptakan generasi bangsa
Yang mandiri dan berakhlak mulia
Terampil, unggul, berfikir maju
Dalam meraih cita hidup sejahtera
SMK Negeri 36 Jakarta, wujudkan generasi berkarya

[sunting] Keistimewaan

SMK Negeri 36 Jakarta memiliki beberapa keistimewaan, antara lain:
  • Menerapkan disiplin semi militer, sehingga SMK Negeri 36 Jakarta dikenal akan kedisiplinannya.
  • Menerapkan sistem SP bagi setiap pelanggaran yang dilakukan oleh siswa/siswi, berlaku selama menjadi siswa/siswi SMKN 36 Jakarta, sebaliknya bagi siswa/siswi yang berprestasi di bidang akademik maupun non akademik akan diberikan beasiswa.
  • Bagi siswa/siswi yang melakukan 4 hal yang melanggar, seperti berkelahi, mencuri, mengedarkan narkoba, dan lompat pagar akan langsung di keluarkan (DO) pada saat itu juga.
  • Dilarang membawa kendaraan bermotor ke sekolah, jika tidak memakai helm dan tidak membawa surat-surat kelengkapan bermotor.
  • Merupakan sekolah yang membuat dan menerbitkan Majalah SMK Updates setiap bulannya dan telah diresmikan Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo. Dari wawancara, penyusunan, pengeditan dan lain sebagainya dilakukan oleh siswa/siswi SMKN 36 Jakarta.

[sunting] Prestasi Tahun 2010

  • Juara 3 Cerdas Cermat Bela Negara TNI AD
  • Juara 1 LKS Nasional bidang Nautica/Nautika Kapal Penangkap Ikan
  • Juara Harapan 2 LKS Nasional bidang Fishery/Agribisnis Perikanan
  • Juara 2 Sepak Takraw se-Jakarta Utara
  • Juara 2 Bowling SLTA Putri Tk DKI Jakarta
  • Juara 2 Marawis tk Jakarta Utara
  • Juara 2 Nasyid SLTA tk DKI Jakarta
  • Juara 1 Kompetisi ICT se-Jakarta Utara

[sunting] Kepala Sekolah yang Pernah Menjabat

  • Tahun 1979 s.d. 1990 : Bpk. Samsudin, B.Sc
  • Tahun 1990 s.d. 1992 : Bpk. Drs. Binsar Situmorang
  • Tahun 1992 s.d. 1995 : Bpk. Drs. Amin Suhartono
  • Tahun 1995 s.d. 1996 : Bpk. Drs. M. Khusen
  • Tahun 1996 s.d. 2001 : Bpk. Ismet Inonu (almarhum)
  • Tahun 2001 s.d. 2005 : Bpk. Drs. Budiono
  • Tahun 2005 s.d. 2009 : Bpk. Drs. Hasoloan Pakpahan, MPE
  • Tahun 2009 s.d. sekarang : Drs. Dedi dwitagama, M.M, M. Si

[sunting] Tempat-tempat Prakerin

  • PT. Gemala Kempa Daya Goup, Jl. Pegangsaan II, Pulo Gadung, Jakarta.
  • PT. Toyota Astra Motor, Jl. Yos Sudarso, Sunter II, Jakarta Utara.
  • PT. Cipta Piranti Teknik, Jl. Pegangsaan II Km 33 Kelapa Gading, Jakarta Utara.
  • PT. Astra Mobil Daihatsu, Jl. Laks. Yos Sudarso, Jakarta Utara.
  • PT. Gaya Motor, Jl. Gaya Motor Raya no. 3 Sunter II, Jakarta Utara.
  • PT. Astra Internasional, Jl. Gaya Motor no. 3 sunter II, Jakarta Utara.
  • PT. Gemala Nawagraha Sejati, Jl. KBN cakung, Marunda baru, Jakarta Utara.
  • PT. GS Battery, Jl. Laks. Yos Sudarso, Jakarta Utara.
  • PT. Astra Auto 2000, Jl. Gaya Motor II, Sunter , Jakarta Utara.
  • PT. Astra Honda Motor, Jl. Laks. Yos Sudarso, Sunter, Jakarta Utara.
  • Dinas Perikanan DKI Jakarta, Jl. Gunung Sahari Raya no. 11 Jakarta Utara.
  • Dinas Kelautan dan Perikanan, Jl. Letjen MT Haryono, Jakarta.
  • PT. Berjaya Bintang Samudra, Jl. Mindi No. 32, Jakarta Utara.
  • Pelabuhan Perikanan Samudra, Benoa, Bali.
  • KUD Sarono Mino, Pati, Jawa Tengah, dan lain-lain.

[sunting] Galeri SMKN 36 Jakarta

[sunting] Lihat Pula

[sunting] Pranala Luar

Sabtu, 25 Juni 2011

Asal Mula Nama - Nama Kota di Jakarta

Kalau anda bukan orang Jakarta , Tapi setidaknya harus tahu,Karena Kota Jakarta adalah jantung ibukota dari negara Republik Indonesia di mana pusat perekonomian beserta berjuta permasalahannya ada di kota kecil padat penduduk ini. Di balik nama beberapa daerah di Jakarta tersimpan kisah, cerita dan sejarah dari mana nama itu muncul.
Berikut di bawah ini adalah beberapa asal-muasal nama daerah terkenal
di DKI Jakarta :
Oke deh , Langsung aja qita bahas ni nama kota!!!

A. Glodok
Asalnya dari kata grojok yang merupakan sebutan dari bunyi air yang jatuh dari pancuran air. Di tempat itu dahulu kala ada semacam waduk penampungan air kali ciliwung. Orang tionghoa dan keturunan tionghoa menyebut grojok sebagai glodok karena orang tionghoa sulit mengucap kata grojok seperti layaknya orang pribumi.

B. Kwitang
Dulu di wilayah tersebut sebagian tanah dikuasai dan dimiliki oleh tuan tanah yang sangat kaya raya sekali bernama Kwik Tang Kiam. Orang Betawi jaman dulu menyebut daerah itu sebagai kampung si kwi tang dan akhirnya lama-lama tempat tersebut dinamai kwitang.

C. Senayan
Dulu daerah senayan adalah milik seseorang yang bernama wangsanaya yang berasal dari Bali. Tanah tersebut disebut orang-orang dengan sebutan wangsanayan yang berarti tanah tempat tinggal atan tanah milik wangsanaya. Lambat laun akhirnya orang menyingkat nama wangsanayan menjadi senayan.

D. Menteng
Daerah Menteng Jakarta Pusat pada zaman dahulu kala merupakan hutan yang banyak pohon buah-buahan. Karena banyak pohon buah menteng orang menyebut wilayah tersebut dengan nama kampung menteng. Setelah tanah itu dibeli oleh Pemerintah Belanda pada tahun 1912 sebagai lokasi perumahan pegawai pemerintah Hindia Belanda maka daerah itu disebut menteng.

Adalagi....

1. Karet Tengsin
Nama daerah yang kini termasuk kawasan segitiga emas kuningan ini berasal dari nama orang cina yang kaya raya dan baik hati. Orang itu bernama Tan Teng Sien. Karena baik hati dan selalu memberi bantuan kepada orang-orang sekitar kampung, maka Teng Sien cepat dikenal oleh masyarakat sekitar dan selalu menyebut daerah itu sebagai daerah Teng Sien. Karena pada waktu itu banyak pohon karet, maka daerah itu dikenal dengan nama Karet Tengsin.

2. Kebayoran
Kebayoran berasal dari kata kebayuran, yang artinya "tempat penimbunan kayu bayur". Kayu bayur yang sangat baik untuk dijadikan kayu bangunan karena kekuatanya serta tahan terhadap rayap.

3. Lebak Bulus
Daerah yang terkenal dengan stadion dan terminalnya diambil dari kata "lebak" yang artinya lembah dan "bulus" yang berarti kura-kura. Jadi lebak bulus dapat disamakan dengan lembah kura-kura. Kawasan ini memang kontur tanahnya tidak rata seperti lembah dan di kali Grogol dan kali Pesanggrahan-dua kali yang mengalir di daerah tersebut-memang terdapat banyak sekali kura-kura alias bulus.

4. Kebagusan
Nama kebagusan-daerah yang menjadi tempat hunian mantan presiden megawati-berasal dari nama seorang gadis jelita, Tubagus Letak Lenang.
Konon, kecantikan gadis keturunan kesultanan banten ini membuat banyak pemuda ingin meminangnya. Agar tidak mengecewakan hati pemuda itu, ia akhirnya memilih bunuh diri. Sampai sekarang makam itu masih ada dan dikenal dengan nama ibu Bagus.

5. Ragunan
Berasal dari Wiraguna, yaitu gelaran yang di sandang tuan tanah pertama kawasan tersebut berna Hendrik Lucaasz Cardeel, yang diperolhnya dari sultan banten Abunasar Abdul Qahar, putra Sultan Ageng Tirtayasa.

6. Pasar Rumput
Dulu, tempat ini merupakan tempat berkumpulnya para pedagang pribumi yang menjual rumput. Para pedagang rumput terpaksa mangkal dilokasi ini karena mereka tidak diperbolehkan masuk ke permukiman elit menteng. Saat itu, sado adalah sarana transportasi bagi orang-orang kaya sehingga hampir sebagian besar penduduk menteng memelihara kuda.

7. Paal Meriam
Asal usul nama daerah yang berada diperempatan Matraman dengan jatinegara ini berasal dari suatu peristiwa sejarah yang terjadi sekitar tahun 1813. Pada waktu itu pasukan artileri meriam inggris yang akan menyerang batavia, mengambil daerah itu untuk meletakan meriam yang sudah siap ditembakan. Peristiwa tersebut sangat
mengesankan bagi masyarakay sekitar dan menyebut nama daerah ini paal meriam (tempat meriam disiapkan)

8. Cawang
Duku, ketika belanda berkuasa, ada seorang letnan melayu yang mengabdi pada kompeni, bernama Ende Awang. Letnan ini bersama anak buahnya bermukim di kawasan yang tak jauh dari jatinegara. Lama kelamaan sebutan Ence Awang berubah menjadi Cawang.

9. Pondok Gede
Sekitar Tahun1775, Lokasi ini merupakan lahan pertanian dan peternakan yang disebut dengan onderneming. Di sana terdapat sebuah rumah yang sangat besar milik tuan tanah yang bernama Johannes Hoojiman. Karena merupakan satu-satunya bangunan besar yang ada dilokasi tersebut, bangunan itu sangat terkenal. Masyarakat pribumi pun menjulukinya "Pondok Gede"

10. Condet Batu Ampar dan Balekambang
Pada jaman dahulu ada sepasang suami istri, namanya pangeran geger dan nyai polong, memiliki beberapa orang anak. Salah satu anaknya, perempuan, di beri nama Siti Maemunah, terkenal sangat cantik.
Pangeran Astawana, anak pangeran Tenggara atau Tonggara asal makassar pun tertarik melamarnya.
Siti Maemunah meminta dibangunkan sebuah rumah dan tempat peristirahatan diatas empang, dekat kali ciliwung, yang harus selesai dalam satu malam. Permintaan itu disanggupi dan menurut legenda, esok harinya sudah tersedia rumah dan sebuah bale disebuah empang dipinggir kali ciliwung. Untuk menghubungkan rumah itu dengan kediaman keluarga pangeran tenggara , dibuat jalan yang diampari (dilapisi) Batu.

Buncit : dulunya di jalan buncit raya sekarang ada pedagang kelontong China berperut gendut (Buncit) yg terkenal.

Bangka : dulunya disana banyak ditemukan mayat (bangke/bangkai) orang yg dibuang di kali krukut.

Cilandak : konon di sana pernah ditemukan seekor landak raksasa

Tegal Parang : di sana banyak ditemukan alang2 tinggi (tegalan) yg dipotong dgn parang(golok).

Blok A/M/S : dulunya sekitar situ tempat pembukaan perumahan baru yg ditandai dgn blok, mulai A-S. Sayang yg tersisa tinggal 3 blok doang.

Kampung Ambon.
Berlokasi di Rawamangun, Jakarta Timur, nama Kampung Ambon sudah ada sejak tahun 1619. Pada waktu itu JP Coen sebagai Gubernur Jenderal VOC menghadapi persaingan dagang dengan Inggris.
Untuk memperkuat angkatan perang VOC, Coen pergi ke Ambon lalu merekrut masyarakat Ambon untuk dijadikan tentara. Pasukan dari Ambon yang dibawa Coen itu kemudian diberikan pemukiman di daerah Rawamangun, Jakarta Timur. Sejak itulah pemukiman tersebut dinamakan Kampung Ambon.

Sunda Kelapa.
Sunda Kelapa merupakan sebutan sebuah pelabuhan di teluk Jakarta. Nama kelapa diambil dari berita yang terdapat dalam tulisan perjalanan Tome Pires pada tahun 1513 yang berjudul Suma Oriental. Dalam buku tersebut disebutkan bahwa nama pelabuhan itu adalah Kelapa. Karena pada waktu itu wilayah ini berada di bawah
kekuasaan kerajaan Sunda maka kemudian pelabuhan ini disebut Sunda Kelapa.

Pondok Gede.
Sekitar tahun 1775 daerah Pondok Gede merupakan lahan pertanian dan peternakan yang disebut onderneming. Di daerah pertanian dan peternakan milik tuan tanah bernama Johannes Hoojman yang kaya raya itu terdapat sebuah Landhuis, atau rumah besar tempat tinggal dan sekaligus tempat pengurus usaha pertanian dan
peternakan. Karena besarnya bangunan Landhuis itu, masyarakat pribumi sering menyebutnya Pondok Gede.

Pasar Senen.
Pasar Senen pertama kali dibangun oleh Justinus Vinck. Orang-orang Belanda menyebut pasar ini dengan sebutan Vinckpasser (pasar Vinck). Tetapi karena hari pada awalnya Vinckpasser dibuka hanya pada hari Senin, maka pasar itu disebut juga Pasar Senen (disesuaikan dengan kebiasaan orang-orang yang lebih sering menyebut
Senen ketimbang Senin). Namun seiring kemajuan dan pasar Senen semakin ramai, maka sejak tahun l766 pasar ini pun buka pada hari-hari lain.

Taman Anggrek berawal dr keinginan bu Tien untuk mengambil kebon anggrek milik juragan tanah sunda bernama Rasman, yg di kenal orang2 sekitar dengan nama H.Rasman karna dia memiliki tanah ber-hektar2 di Cipete. Jadi bu Tien mengambil bunga2 anggrek tersebut dgn niat membeli (tapi namun tidak di bayar) yg akhirnya di pindahkan ke daerah jakarta barat situh yg skrg jd Mall Taman Anggrek.

Kemudian di pindahkhan lagi ke yg skrg smua orang ketahui ada di Taman Mini Indonesia Indah.

Walopun bunga2 anggreknya dah gak ada, namun Jl Kebon Anggrek masih ada jg sampe skrg. Lokasinya di cipete (sbrang SMA Cendrawasih)

Grogol.
Grogol berasal dari bahasa Sunda (g a r o g o l) yang artinya perangkap terdiri dari tombak-tombak yang digunakan untuk menangkap hewan liar yang banyak terdapat di hutan. Nama Garogol dipasang sebagai nama sebuah desa di Limo Depok.

Dahulu kawasan ini memang masih hutan liwang-liwung yang kata pak dalang "jalma mara-jalma mati" alias menyeramkan. Sudah barang tentu di kawasan ini banyak terdapat hewan liar dan buas sehingga penduduk setempat memburunya dengan memasang perangkap (garogol). Hewan yang masuk ke perangkap mirip ciptaan "geek" alias soldadu Vietnam dijamin akan mati tertembus ujung tombak yang menganga didasar lubang. Tapi belum jelas apakah jaman dulu ada keresahan masyarakat bahwa kambing mereka pada tewas karena darahnya dihisap oleh "mahluk misterius" yang sekarang kian marak di Depok.

Konsekwensinya kali yang melewati desa ini juga dinamai kali Garogol. Penduduk Betawi yang main gampang saja, setiap ada desa dilalui kali ini langsung di beri stempel desa Grogol, kampung Grogol.

Repotnya pada peta keluaran tahun 1903, ada kampung bernama Grogol di kawasan Pal Merah. Dari Pal Merah, kali Grogol meliwati Taman Anggrek untuk menuju ke kawasan Pluit (jalan Latumeten) dan tiba pada satu daerah yang kini disebut Grogol- Negeri Tanah Tumpah Darah Anak Beta.
Kalau yang memberi nama orang jaman sekarang bisa-bisa namanya "Grogol
Perjuangan."

Pada 1928, sebagian Kali Grogol diuruk oleh Kumpeni. Pasalnya volume air yang mengalir di banding kapasitas kali sering tidak memadai. Dan ini bisa mengancam kehidupan kastil sehingga harus dialirkan keluar kawasan kastil.

Pada 1950-an kawasan Grogol menjadi populer. Karena tercatat terlanggar banjir bandang yang merendam kelurahan ini. Untuk pengendalian banjir di bangun pula waduk Grogol yang letaknya di jalan dr. Semeru (Sumeru) sekarang ini. Di tengah waduk ada air muncrat yang memang agak indah tetapi meresahkan masyarakat. Pasalnya air yang muncrat tadi kualitasnya kurang bagus sering ketika butiran air yang
menjulang tinggi lalu di tiup angin pantai, maka banyak baju penduduk yang sedang dijemur tiba-tiba saja diberi tambahan noda kuning dan berbau got. Bertepatan dengan alat pompa yang sering ngadat, maka pemandangan air muncrat sudah nyaris tidak dipertunjukkan.

Soal nama jalan juga unik. Nama jalan disini mengambil nama pahlawan seperti Latumeten, Sumeru, Mawardi, Susilo. Semeru adalah nama dari Dokter Sumeru salah satu tokoh pejuang bangsa Indonesia, disamping nama Dokter Mawardi, Dr. Susilo. Lalu lidah Jawa mulai mengubahnya menjadi Semeru dan seperti keahlian bangsa ini, nama inipun di utak-atik lagi sehingga menjadi suatu statement bahwa S(u)meru adalah nama Gunung. Nama dokter Mawardi cuma kepleset sedikit menjadi dr.
Muwardi.

Banyak surat pos datang kepada saya dengan alamat Jalan Gunung Semeru, Grogol (dulu). Untung saja pak pos paham akan kesalahan dimana lokasi daerah dengan Kode Pos 11400 (ini pentingnya menulis Kode Pos dalam setiap surat, kalau terjadi kebingungan nama bisa merujuk ke kode pos).

Tahun 1960, Grogol menjadi ngetop lagi sekalipun rada minir, sebab disana di bangun Rumah Sakit Jiwa sehingga konotasi "dasar Orang Grogol" sering berarti orang yang kurang satu strip lantaran kabel hijau (masa) di otaknya ada yang lepas.

Pada 1970, nama Grogol kembali menjadi buah bibir pembicaraan orang karena dibangun Terminal Bis yang besar di sana. Belakangan terminal yang sangat ramai ini di pindahkan ke KaliDeres yang bisnya sering menyingkat plang trayek sebagai "X-deres". Sekali tempo ada orang mendapat kecelakaan dijalan raya sehingga napasnya sudah tinggal satu-satu saat dibawa ke RS Sumber Waras. Karena tidak ada keluarga yang menunggunya, seorang suster membisikkan kata "nyebut Bang" -
sebuah tradisi untuk melafalkan nama Tuhan ketika seseorang dalam keadaan koma. Si abang nampaknya mengerti, mulutnya lirih menyebut sesuatu sebelum meninggal "g a r o g o l, g a r o g o l" - Kernet bis rupanya dia.

Utan Kayu
dulunya memang berbentuk hutan disamping basis prajurit Mataram mau menyerang Batavia. Hutan ini sumber kayu dari perumahan-perumahan maupun perkampungan para pengepung batavia maupun benteng belanda jaman dulu. Saking lebatnya hutan ini yang disertai rawa-rawa kemudian saat pembangunan daerah ini, mulai disebut Hutan Kayu yang kemudian dipersingkat menjadi Utan Kayu. Sisa kejayaan dari hutan ini masih dirasakan hingga saat ini dimana kawasan ini masih cukup hijau dan
sejuk meski bukan termasuk dalam kawasan mewah seperti halnya Menteng.

Rawamangun
Melanjutkan cerita mengenai Utan Kayu, hutan yang sangat lebat disertai yang didalamnya terdapat banyak rawa-rawa yang kemudian setelah masa perang dengan mataram selesai dan perluasan kota batavia, mulai diterabas untuk pembangunan wilayah perumahan. Struktur tanah yang sifatnya rawa-rawa asalnya, membuat banyak pembangunan yang menggunakan pondasi ekstra dalam untuk wilayah ini, dan seperti halnya sifat rawa-rawa yang selalu berada ditengah hutan dan mirip halnya
daerah Utan Kayu, Rawamangun juga masih relatif lebih hijau.

Hek
Tempat yang terletak antara Kantor Kecamatan Kramatjati dan kantor Polisi Resor Kramatjati, sekitar persimpangan dari jalan Raya Bogor ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII) terus ke Pondokgede, dikenal dengan nama Hek.

Rupanya, nama tersebut berasal dari bahasa Belanda. Menurut Kamus Umum Bahasa Belanda – Indonesia (Wojowasito 1978:269), kata hek berarti pagar. Tetapi menurut Verklarend Handwoordenboek der Nederlandse Taal (Koenen- Endpols, 1946:388), kata hek dapat juga berarti pintu pagar ("..raam-of traliewerk…"). Dari seorang penduduk setempat yang sudah berumur lanjut, diperoleh keterangan, bahwa di tempat itu dahulu memang ada pintu pagar, terbuat dari kayu bulat, ujung – ujungnya
diruncingkan, berengsel besi besar – besar, bercat hitam. Pintu itu digunakan sebagai jalan keluar – masuk kompleks peternakan sapi, yang sekelilingnya berpagar kayu bulat. Kompleks peternakan sapi itu dewasa ini menjadi kompleks Pemadam Kebakaran dan Kompleks polisi Resort Keramatjati. Sampai tahun tujuh puluhan kompleks tersebut masih biasa disebut budreh, ucapan penduduk umum untuk kata boerderij, yang berarti kompleks pertanian dan atau peternakan.

Kompleks peternakan tersebut merupakan salah satu bagian dari Tanah Partikelir Tanjoeng Oost, yang pada masa sebelum Perang Dunia Kedua terkenal akan hasil peternakannya, terutama susu segar untuk konsumsi orang – orang Belanda di Batavia. (Sumber: De Haan 1935: Van Diesen 1989).

Jalan Cengkeh
Jalan Cengkeh terletak di Kota Tua Jakarta sebelah utara Kantor Pos, di samping sebelah timur Pasar Pisang.

Dahulu jaman penjajahan Belanda, Jalan itu bernama Princenstraat, tetapi umum juga disebut Jalan Batutumbuh, mungkin karena disana terdapat batu bertulis. Kawasan sekitar batu prasasti Purnawarman, di Tugu juga biasa disebut Kampung Batutumbuh.

Pada tahun 1918, di dekat tikungan Jalan Cengkeh ke Jalan Kalibesar Timur, yang waktu itu bernama Groenestraat, ditemukan batu bertulis peninggalan orang – orang Portugis, yang biasa disebut padrao. Padrao itu dipancangkan oleh orang – orang Portugis, menandai tempat akan dibangun sebuah benteng, sesuai dengan perjanjian yang dibuat antara Raja Sunda dengan perutusan Portugis yang dipimpin oleh Henriquez de Lemme, yang menurut Sukamto ditandatangani pada tanggal 21 Agustus
1522. Batu bertulis itu diberi ukiran berupa lencana. Raja Immanuel. Rupanya de Leme beserta rombongannya belum mengetahui bahwa raja Portugal tersebut telah meninggal tanggal 31 Desember 1521.

Dalam perjanjian tersebut disepakati bahwa Portugis akan mendirikan benteng di Banten dan Kalapa. Untuk itu tiap kapal Portugis yang datang akan diberi muatan lada yang harus ditukar dengan barang–barang keperluan yang diminta oleh pihak Sunda. Mulai saat benteng dibangun pihak Sunda akan menyerahkan 1.000 karung lada tiap tahun untuk ditukarkan dengan barang – barang yang dibutuhkan (Sumber:Hageman 1867: Soekamto 1956: Danasasmita 1983)

Japat
Japat terletak di sebelah tenggara Pelabuhan Sunda Kalapa, termasuk wilayah kelurahan Ancol Utara, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara.
Nama kawasan tersebut berasal dari kata jaagpad. Ada yang mengatakan, kata jaagpad berarti "Jalan setapak yang biasa digunakan untuk berburu" . Katanya jaag, dari jagen, artinya "berburu" Pad, artinya "jalan setapak" padahal, kata jaagpad tidak ada sangkut pautnya dengan berburu, melainkan sebuah istilah dalam pelayaran perahu. Pada alur sungai atau terusan yang dangkal, perahu yang melaluinya baru dapat bergerak maju, kalo ditarik. Pada jaman Kompeni Belanda, bahkan
beberapa dasawarsa sebelum pelabuhan Tanjungpriuk dibuat, kapal–kapal (layar) yang cukup besar bila berlabuh dipelabuhan Batavia, yang sekarang menjadi Pelabuhan Sunda Kalapa, tidak merapat seperti sekarang, melainkan biasa membuang sauh masih jauh dilaut lepas.
Pengangkutan orang dan barang dari kapal biasa dilakukan dengan perahu. Untuk mempermudah pendaratan, di sebelah rimur Pelabuhan Sunda Kalapa sekarang dibuat terusan khusus untuk perahu – perahu pendarat.
Terutama di musim hujan, terusan tersebut biasa menjadi dangkal, dipenuhi lumpur dari darat bercampur pasir dari laut sehingga perahu kecil pun sulit melewatinya. Apalagi perahu besar, berlunas lebar, sarat muatan, agar bisa bergerak maju harus dihela beberapa kuda atau sejumlah orang yang berjalan di depan perahu, sebelah kiri dan kanan terusan.

Terusan tersebut diuruk pada abad ke- 19, sehingga sekarang sulit untuk melacaknya. Yang tersisa hanya sebutannya jaagpad yang berubah menjadi japat, sebagai nama dari kawasan tersebut.

Jatinegara
Jatinegara dewasa ini menjadi nama sebuah Kecamatan. Kecamatan Jatinegara, Kotamadya Jakarta Timur, salah satu pusat Kota Jakarta yang multipusat itu.
Nama Jatinehara baru muncul pada kawasan tersebut, sejak tahun 1942, yaitu pada awal masa pemerintahan pendudukan balatentara Jepang di Indonesia, sebagai pengganti nama Meester Cornelis yang berbau Belanda.

Sebutan Meester Cornelis mulai muncul ke pentas sejarah Kota Jakarta pada pertengahan abad ke-17, dengan diberikannya izin pembukaan hutan dikawasan itu kepada Cornelis Senen adalah seorang guru agama Kristen, berasal dari Lontor, pulau Banda. Setelah tanah tumpah – darahnya dikuasai sepenuhnya oleh kompeni, pada tahun 1621 Senen mulai bermukim di Batavia, ditempatkan di kampung Bandan. Dengan tekun ia mempelajari agama Kristen sehingga kemudian mampu mengajarkannya kepada kaum sesukunya. Dia dikenal mampu berkhotbah baik dalam bahasa Melayu maupun dalam bahasa Portugis (kreol) Sebagai guru, ia biasa dipanggil
mester, yang berarti "tuan guru". Hutan yang dibukanya juga dikenal dengan sebutan Mester Cornelis, yang oleh orang – orang pribumi biasa disingkat menjadi Mester. Bahkan sampai dewasa ini nama itu nampaknya masih umum digunakan oleh penduduk Jakarta, termasuk oleh para pengemudi angkot (angkutan kota).

Kawasan hutan yang dibuka oleh Mester Cornelis Senen itu lambat laun berkembang menjadi satelit Kota Batavia. Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah oleh Pemerintah Hindia Belanda dibentuklah Pemerintahan Gemeente (kotapraja) Meester Cornelis, bersamaan dengan dibentuknya Gemeente Batavia. Kemudian, mulai tanggal 1 Januari 1936 Gemeente Meester Cornelis digabungkan dengan Gemeente Batavia.

Disamping kedudukannya sebagai gemeente, pada tahun 1924 Meester Cornelis dijadikan nama kabupaten, Kabupaten Meester Cornelis, yang terbagi menjadi 4 kewedanaan, yaitu Kewedanaan Meester Cornelis, Kebayoran, Bekasi, dan Cikarang (Kolonial Tidschrifft, Maart 1933:1).

Pada jaman Jepang pemerintah pendudukan jepang, nama Meester Cornelis diganti menjadi Jatinegara, bersetatus sebagai sebuah Siku, setingkat kewedanaan, bersama – sama dengan Penjaringan, Manggabesar, Tanjungpriuk, Tanahabang, Gambir, dan Pasar Senen.

Ketika secara administrative Jakarta ditetapkan sebagai Kotapraja Jakarta Raya, Jatinegara tidak lagi menjadi kewedanaan, karena kewedanaan dipindahkan ke Matraman, dengan sebutan Kewedanaan Matraman. Jatinegara menjadi salah satu wilayah Kecamatan Pulogadung, Kewedanaan Matraman (The Liang Gie 1958:144)

Jatinegara Kaum
Jatinegara Kaum dewasa ini menjadi sebuah kelurahan, Kelurahan Jatinegara Kaum, Kecamatan Pulogadung, Kotamadya Jakarta Timur. Disebut Jatinegara Kaum, karena di sana terdapat kaum, dalam hal ini rupanya kata kaum diambil dari bahasa Sunda, yang berarti "tempat tinggal penghulu agama beserta bawahannya" (Satjadibrata, 1949:149).
Sampai tahun tigapuluh abad yang lalu, penduduk Jatinegara Kaum umumnya berbahasa Sunda (Tideman 1933:10).

Dahulu Jatinegara Kaum merupakan bagian dari kawasan Jatinegara yang meliputi hamper seluruh wilayah Kecamatan Pulogadung sekarang. Bahkan di wilayah Kecamatan Cakung sekarang, terdapat sebuah kelurahan yang bernama Jatinegara, yaitu Kelurahan Jatinegara.

Dari mana asal nama Jatinegara serta kapan kawasan tersebut bernama demikian, belum dapat dinyatakan dengan pasti. Yang jelas nama kawasan tersebut baru disebut – sebut pada tahun 1665 dalam catatan harian (Dagh Register) Kastil Batavia, waktu diserahkan kepada Pangeran Purbaya beserta para pengikutnya. Pangeran Purbaya adalah salah seorang putra Sultan Ageng Tirtayasa, Sultan Banten yang digulingkan
dari tahtanya oleh putranya sendiri, Sultan Haji, dengan bantuan kompeni Belanda pada tahun 1682. Setelah tertawan, Pangeran Purbaya beserta saudara – saudaranya yang lain, seperti Pangeran Sake dan Pangeran Sangiang, ditempatkan di dalam benteng Batavia. Kemudian, ditugaskan untuk memimpin para pengikutnya, yang ditempatkan dibeberapa tempat, seperti Kebantenan, Jatinegara, Cikeas, Citeurep,
Ciluwar, dan Cikalong.

Orang – orang Banten yang bermukim di Jatinegara, awalnya dipimpin oleh Pangeran Sangiang. Karena dianggap terlibat dalam pemberontakan Kapten Jonker, kekuasaan Pangeran Sangiang di Jatinegara ditarik kembali, dan pada tahun 1680 diserahkan kepada Kiai Aria Surawinata, mantan bupati Sampora, kesultanan Banten (T.B.G. XXX:138) yang setelah menyerah kepada kompeni diangkat menjadi Letnan, di bawah Pangeran Sangiang. Sampai tahun 1689.Surawinata masih bermukim di Luarbatang .
Setelah Kiai Aria Surawinata wafat, berdasarkan putusan Pimpinan Kompeni Belanda di Batavia tertanggal 27 Oktober 1699, sebagai penggantinya adalah putranya, Mas Muhammad yang Panca wafat, sebagai penggantinya ditunjuk salah seorang putranya, Mas Ahmad. Pada waktu para bupati Kompeni diwajibkan untuk menanam kopi di wilayahnya masing–masing, penyerahan hasil pertanian itu dari tahun 1721 sampai dengan tahun 1723. tercatat atas nama Mas Panca. Baru pada tahun 1724 tercatat atas nama Mas Ahmad. Pada tahun 1740 rupanya Mas Ahmad masih menjadi bupati Jatinegara atas nama Mas Ahmad berjumlah 2.372,5 pikul, kurang lebih 14.650 kg.

Kebantenan
Kawasan Kebantenan, atau kebantenan, dewasa ini termasuk wilayah Kelurahan Semper Timur, Kecamatan Cilincing, Kotamadya Jakarta Utara.

Dikenal dengan sebutan Kebantenan, karena kawasan itu sejak tahun 1685 dijadikan salah satu tempat pemukiman orang – orang Banten, dibawah pimpinan Pangeran Purbaya, salah seorang putra Sultan Ageng Tirtayasa. Tentang keberadaan orang – orang Banten dikawasan tersebut, sekilas dapat diterangkan sebagai berikut.

Setelah Sultan Haji (Abu Nasir Abdul Qohar) mendapat bantuan kompeni yang antara lain melibatkan Kapten Jonker, Sultan Ageng Tirtayasa terdesak, sampai terpaksa meninggalkan Banten, bersama keluarga dan abdi–abdinya yang masih setia kepadanya. Mereka berpencar, tetapi kemudian terpaksa mereka menyerahkan diri, Sultan Ageng di sekitar Ciampea, Pangeran Purbaya di Cikalong kepada Letnan Untung (Untung Surapati).

Di Batavia awalnya mereka ditempatkan didalam lingkungan benteng. Kemudian Pangeran Purbaya beserta keluarga dan abdi–abdinya diberi tempat pemukiman, yaitu di Kebantenan, Jatinegara, Condet, Citeureup, dan Cikalong.

Karena dituduh terlibat dalam gerakan Kapten Jonker, Pangeran Purbaya dan adiknya. Pangeran Sake, pada tanggal 4 Mei 1716 diberangkatkan ke Srilangka, sebagai orang buangan. Baru pada tahun 1730 kedua kakak beradik itu diizinkan kembali ke Batavia. Pangeran Purbaya meninggal dunia di Batavia tanggal 18 Maret 1732.

Perlu dikemukakan, bahwa disamping Kabantenan di Jakarta Utara itu, ada pula Kabantenan yang terletak antara Cikeas dengan Kali Sunter, sebelah tenggara Jatinegara, atau sebelah barat daya Kota Bekasi. Disalah satu rumah tempat kediaman Pangeran Purbaya yang berada di barat daya Bekasi itu ditemukan lima buah prasasti berhuruf Sunda kuno, peninggalan jaman kerajaan Sunda, yang ternyata dapat sedikit membuka tabir kegelapan sejarah Jawa Barat.

Kampung Ambon
Merupakan penyebutan nama tempat yang ada di Rawamangun, Jakarta Timur. Nama ini sudah ada sejak tahun 1619. Pada waktu itu JP. Coen sebagai Gubernur Jenderal VOC menghadapi persaingan dagang dengan Inggris. Untuk memperkuat angkatan perang VOC, Coen pergi ke Ambon mencari bantuan dengan menambah pasukan dari masyarakat Ambon. Pasukan Ambon yang dibawa Coen dimukimkan orang Ambon itu lalu kita kenal sebagai kampung Ambon, terletak di daerah Rawamangun, Jakarta Timur.

Kampung Bali
Di wilayah Propinsi DKI Jakarta terdapat beberapa kampung yang menyandang nama Kampung Bali, karena pada abad ketujuhbelas atau kedelapanbelas dijadikan pemukiman orang–orang Bali, yang masing–masing dipimpin kelompok etnisnya. Untuk membedakan satu sama lainnya, dewasa ini biasa dilengkapi dengan nama kawasan tertentu yang berdekatan, yang cukup banyak dikenal. Seperti Kampung Bali dekat Jatinegara yang dulu bernama Meester Corornelis, disebut Balimester,
Kecamatan Jatinegara, Kotamadya Jakarta Timur.

Balimester tercatat sebagai perkampungan orang–orang Bali sejak tahun 1667.

Kampung Bali Krukut, terletak di sebelah barat Jalan Gajahmada sekarang yang dahulu bernama Molenvliet West. Di sebelah selatan, perkampungan itu berbatasan dengan tanah milik Gubernur Reineir de Klerk (1777 – 1780), dimana dibangun sebuah gedung peristirahatan, yang dewasa ini dijadikan Gedung Arsip Nasional.

Kampung Bali Angke sekarang menjadi kelurahan Angke, Kecamatan Tambora Jakarta Barat. Disana terdapat sebuah masjid tua, yang menurut prasasti yang terdapat di dalamnya, dibangun pada 25 Sya'ban 1174 atau 2 April 1761. Dihalaman depan masjid itu terdapat kuburan antara lain makam Pangeran Syarif Hamid dari Pontianak yang riwayat hidupnya ditulis di Koran Javabode tanggal 17 Juli 1858. Dewasa ini mesjid tersebut biasa disebut Masjid Al- Anwar atau Masjid Angke.

Pada tahun 1709 di kawasan itu mulai pula bermukim orang – orang Bali di bawah pimpinan Gusti Ketut Badulu, yang pemukimannya berseberangan dengan pemukiman orang – orang Bugis di sebelah utara Bacherachtsgrach, atau Jalan Pangeran Tubagus Angke sekarang.
Perkumpulan itu dahulu dikenal dengan sebutan Kampung Gusti (Bahan: De Haan 1935,(I), (II):Van Diesen 1989).

Kampung Bandan
Merupakan penyebutan nama Kampung yang berada dekat pelabuhan Sunda Kelapa atau masih dalam Kawasan Kota Lama Jakarta (Batavia) Berdasarkan informasi yang dapat dikumpulkan terdapat beberapa versi asal–usul nama Kampung Bandan.

1-Bandan berasal dari kata Banda yang berarti nama pulau yang ada di daerah Maluku. Kemungkinan besar pada masa lalu (periode kota Batavia) daerah ini pernah dihuni oleh masyarakat yang berasal dari Banda. Penyebutan ini sangatlah lazim karena untuk kasus lain ada kemiripannya, seperti penyebutan nama kampung Cina disebut Pecinan.
Tempat memungut pajak atau cukai (bea) disebut Pabean dan Pekojan sebagai perkampungan orang Koja (arab), dan lain – lain.

2-Banda berasal dari kata Banda ( bahasa Jawa) yang berarti ikatan Kata Banda dengan tambahan awalan di (dibanda) mempunyai arti pasif yaitu diikat. Hal ini dapat dihubungkan dengan adanya peristiwa yang sering dilihat masyarakat pada periode Jepang, yaitu pasukan Jepang membawa pemberontak dengan tangan terikat melewati kampung ini menuju Ancol untuk dilakukan eksekusi bagi pemberontak tersebut.

3-Banda merupakan perubahan ucapan dari kataPandan. Pada masa lalu di kampung ini banyak tumbuh pohon, sehingga masyarakat menyebutnya dengan nama Kampung Pandan.

Jumat, 24 Juni 2011

SEJARAH HARI LAHIRNYA KOTA JAKARTA




Oleh A.Heuken (Dalam rangka menyambut ultah Jakarta ke 470)
Awal mula berdirinya beberapa kerajaan dan kota besar di bumi ini diliputi mitos. Kekosongan data sejarah diisi dengan cerita legendaris. Demikian halnya dengan Roma, yang katanya didirikan oleh Romulus dan Remus, kakak-beradik yang dibesarkan oleh seekor serigala. Demikian juga diceritakan tentang negeri Matahari Terbit yang dikaitkan dengan keturunan dewi matahari, yang sampai kini menghiasi bendera kebangsaan Jepang. Menimbulkan polemik
Rupanya mitos semacam ini meliputi pula asal usul atau lahirnya Kota Jakarta, ibu kota tertua dari semua negara di Asia Tenggara, walaupun belum begitu tua jika dibandingkan dengan kota seperti Kyoto dan Thang-Long atau Hanoi umpamanya. Kalau demikian, atas dasar apa warga Jakarta merayakan hari jadinya yang ke-470 pada tahun ini? Sejarawan Abdurrachman Suryomomihardjo mengomentari keputusan Walikota Jakarta Sudiro (1953 - 1958) tentang hari jadi Jakarta sebagai "kemenangan Sudiro" yang berlandaskan "kemenangan Fatahillah" yang pastinya tidak kita ketahui. Pada tahun '50-an perdebatan tentang asal usul Jakarta memuncak dalam perang pena dua mahaguru, yaitu Dr. Soekanto dan Dr. Hussein Djajadiningrat. Polemik ini pun sudah menjadi sejarah yang dilupakan oleh sebagian besar penghuni Jakarta, yang dibuai terus dengan karangan-karangan resmi yang menampakkan asal usul ibu kota dengan begitu gamblang. Namun belum begitu lama Dr. Slametmulyana masih berpegang pada tesis bahwa nama Ja(ya)karta diturunkan dari nama adipatinya yang ketiga, yaitu Pangeran Jayawikarta, yang membela kotanya terhadap J.P. Coen, pendiri Batavia (1619), namun dikalahkan oleh saingannya dari Banten. Di balik berbagai teori yang kurang pasti ini apa yang pasti? Apa yang terbukti? Pertama, dokumen-dokumen tertua menyebutkan suatu permukiman di mulut Ciliwung bukan dengan nama Ja(ya)karta, melainkan Sunda Calapa. Dokumen tertua yang menyebut nama ini adalah Summa Oriental karangan Tome Pires, yang memuat laporan kunjungannya dari tahun 1512/15. Apakah Ma Huan, penulis laporan pelayaran armada Laksamana Zheng-Ho, yang kapal-kapalnya mengunjungi Pantai Ancol pada awal abad XV, mengenal Chia liu-pa (atau Calapa) belum dapat dipastikan kebenarannya. Direbut pasukan Cirebon Sebutan Sunda Calapa dipakai terus sampai pertengahan abad XVI (misalnya oleh A. Nunez, Lyro do pesos Ymdia, 1554) dan dimuat pada peta-peta Asia sampai awal abad XVII. Nama Ja(ya)karta untuk pertama kalinya disebutkan dalam suatu dokumen tertulis, yang berasal dari sekitar tahun 1553, yakni dalam karangan sejarawan Barros, yang berjudul Da Asia: Pulau Sunda adalah negeri yang di pedalaman lebih bergunung-gunung daripada Jawa dan mempunyai enam pelabuhan terkemuka, (Cimanuk) Chiamo di ujung pulau ini, Xacatara dengan nama lain (Karawang) Caravam, (Xacatara por outro nome Caravam), (Tangerang) Tangaram, (Cigede) Cheguide, (Pontang) Pontang dan (Banten) Bintam. Inilah tempat-tempat yang ramai lalu lintas akibat perniagaan di Jawa seperti pula di Malaka dan Sumatra .... (Barros, Da Asia decada IV, liv. 1, Cap XII, hlm. 77) . Jao de Barros (1496 - 1570) bekerja di Casa da India (1532 -1568) di Lisabon, tempat segala laporan dari Asia diterima dan diarsipkan. Meskipun karangannya tentang Asia Tenggara dari tahun 1553 menunjukkan keadaan yang sedikit lebih tua, kita tidak tahu persisnya dari tahun berapa. Karena itu nama Ja(ya)karta (dalam segala ejaannya) tidak terdokumentasi sebelum tahun 1550. Dokumen Indonesia pertama yang memakai sebutan "Jakarta" tidak mungkin berasal dari sebelum tahun 1602. Dokumen ini merupakan suatu "piagam" dari Banten, yang ditemukan van der Tuuk (1870). Meski demikian, nama Sunda Calapa tetap dipergunakan juga sampai akhir abad XVI, bahkan dalam berita pelayaran Belanda dari akhir abad itu. Walaupun tidak dapat diketahui dari sumber sezaman, kapan pelabuhan di mulut S. Ciliwung itu berganti nama dan mungkin juga penduduknya, bisa dipastikan dari berbagai sumber Portugis (misalnya J. de Barros, F.L. Castaheda, G. Correa), yaitu pada akhir tahun 1526 atau awal 1527. Sunda Calapa direbut dari kekuasaan kerajaan Hindu Sunda oleh pasukan Islam dari Cirebon. Awak kapal Portugis yang dipimpin D. de Coelho dan terdampar di Pantai Sunda Calapa dibunuh dan dipukul mundur oleh penguasa baru . Maka, 470 tahun yang lalu pasti terjadi perubahan besar di daerah yang sekarang disebut "Kota". Sunda Calapa (sampai 1526/27) maupun Jayakarta (1527 - 1619) terletak di sebelah selatan suatu garis yang dibentuk oleh rel kereta api dan jalan tol baru sedikit di sebelah utara Hotel Omni Batavia sekarang. Maka pasukan Cirebon yang dipimpin oleh Sunan Gunung Jati sebagai sekutu (atau bawahan?) Kesultanan Demak mendarat di pantai yang terbentang kurang lebih pada garis tersebut. Mungkin juga ia menyerang Sunda Calapa melewati daratan dari arah Marunda. Hal ini agak sulit, karena pada zaman itu daerah antara Marunda dan Kota masih penuh hutan lebat serta rawa-rawa yang banyak buayanya. Mitos, legenda, atau hanya cerita? Masalah siapa yang memimpin tentara koalisi Cirebon-Demak-Banten melawan raja Pajajaran belum terpecahkan dengan tuntas. Rupanya hal ini tidak mungkin terungkap, karena dokumen sejarah dari masa itu tidak ada, baik yang berbentuk tulisan maupun benda sejarah. Nilai sejarah cerita Purwaka Tjaruban Nagari, yang pengarangnya menyebut diri Pangeran Aria Tjarbon masih diperdebatkan oleh para sejarawan. Naskah dari sekitar tahun 1720 ini telah beredar sejak awal abad XIX di luar lingkungan Keraton Cirebon. Belum ada edisi kritis dari naskah penting ini, apalagi mengenai kitab sumbernya, yang disebutkan pada halaman terakhir yakni naskah Negarakertabumi. Purwaka Tjaruban Nagari bukan dokumen dari zaman Jakarta didirikan, maka pengetahuan tentang sumbernya penting. Selain itu naskah ini penuh cerita ajaib dan bagian-bagian yang memperlihatkan kepentingan pihak Cirebon pada waktu itu. Atas dasar yang secara halus dapat disebut ketidakpastian itu dibangun suatu sejarah tentang tokoh "pendiri" Jakarta, yaitu Fatahillah. Keberadaan dan peran penting seseorang yang muncul dalam aneka sumber sejarah sebagai Tagaril, Fadilah Khan, Falatehan atau Fatahillah, tak dapat disangsikan. Namun identitas dan kegiatan tokoh dari Pasai (Sumatra Utara) itu belum jelas betul. Karangan dan seminar sejarawan Indonesia dan luar negeri masih tetap bergumul tentang siapakah Fatahillah, orang Gujarat keturunan Arab itu. Mengingat keadaan sumber-sumber sejarah yang sulit ditemukan, bahkan harus dikatakan hampir nihil, maka pada awal berdirinya Kota yang dinamai Jayakarta itu akan tetap diliputi kabut, sehingga mitos dengan leluasa dapat berkembang, dipelihara, bahkan diresmikan. Nasib ini memang bukan hanya khas Jakarta. Memang sejarah yang kritis kadang kala menyajikan kejadian historis sebagai peristiwa yang bercorak agak biasa, sedangkan mitos, legenda, dan cerita dengan leluasa dapat membakar imajinasi dan semangat. Tetapi ini bukan maksud sejarah yang ingin mengenal kenyataan dan menafsirkannya. Apakah menginjak abad XXI ini orang akan puas dengan mitos ataukah mereka ingin mengetahui kebenaran? Kapankah akan terbit sejarah Jakarta yang kritis? Apakah sudah waktunya? Sudah mungkinkah dengan mengingat nasib aneka buku kritis yang muncul akhir-akhir ini? Jakarta yang merayakan hari ulang tahun ke-470 sepantasnya memiliki kajian sejarahnya, yang realistis serta ilmiah. Walaupun masa awal dan sejarah berikutnya akan tampak agak biasa, sejarah seperti ini diperlukan untuk membangun suatu rasa memiliki warga kota pada pergantian abad ini yang tidak lama lagi akan berlangsung. Mitos dan legenda tetap berfungsi, namun tidak memadai sebagai landasan pembangunan masa depan suatu masyarakat yang peduli pada nasib kotanya dan peninggalan-peninggalan sejarahnya.
Komentar : Kenapa kita tidak mau menerima Jakarta sebagai kelanjutan berdirinya kota Batavia ?.

Asal Usul Sejarah Kota Jakarta

Sejarah Kota Jakarta - Kota pelabuhan yang terletak di Teluk Jakarta di kawasan Sungai Ciliwung, dengan pelabuhan Sunda Kelapa erat hubungannya sebagai sejarah asal usul Kota Jakarta, yang merupakan pusat perdagangan sangat penting sejak abad ke 12 hingga abad ke 16.
Sejak tahun 1511 orang-orang Portugis sudah bercokol didaratan Malaka. Perhatian orang-orang Portugis untuk berdagangan, mendapat sambutan baik Raja Penjajaran yang menguasai Sunda Kelapa kala itu. Untuk mendapat bantuan dalam menghadapi orang-orang islam yang pada waktu itu pengikutnya sudah banyak di Banten dan di Cirebon. Pada waktu itu secara bersamaan Demak sudah menjadi Pusat kekuasaan islam.
Kemudian di adakan perjanjian kerja sama antara raja penjajaran dengan orang Portugis tahun 1522. Dalam perjanjian itu dinyatakan bahwa orang-orang Portugis di bolehkan mendirikan benteng di Sunda Kelapa. Sebuah tugu di bangun di tepi sungai Ciliwung, menandai perjanjian itu.
Tetapi perjanjian itu tidak dapat diterima oleh kerajaan islam di Demak. Yang saat itu berada di puncak kejayaannya. Kemudian Sultan Demak mengirimkan bala tentaranya di bawah pimpinan menantunya yang bernama Fatahillah.
Pasukan Fatahillah berhasil menduduki Kota Pelabuhan Sunda Kelapa pada tahun 1527. Ketika armada Portugis datang, pasukan Fatahillah menghancurkannya, sisa-sisa armada Portugis itu melarikan diri ke Malaka. Kemudian kemenangan itu, Fatahillah mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta, yang artinya “Kemanangan Yang Berjaya”, menurut perhitungan, hal itu terjadi pada tanggal 22 Juni 1527. Itulah sebabnya hari tersebut ditetapkan sebagai hari jadi Kota Jakarta.
Keragaman Penduduk
Terusan Suez di buka tahun 1870 untuk mempersingkat pelajaran dari Eropa ke Asia. Sejak saat itu banyak orang-orang Belanda datang ke Indonesia. Mereka datang dengan membawa keluarganya dan membawa hasil-hasil teknologi waktu itu antara lain mobil, sepeda motor dan kereta api, tren kuda, angkutan umum yang sudah ada sejak tahun 1869.
Indonesia pada waktu itu menjadi tujuan dari impian orang Belanda. Karena beranggapan disinilah mereka bisa menjadi kaya, karena tanahnya yang subur menghasilkan daun tembakau, teh, kopi, kelapa sawit, karet dan bahan tambang untuk diangkut ke Eropa.
Para tenaga kerja yang bisa dikerjakan mengolah kekayaan alam, pihak Belanda mengambil orang pribumi yang semakin hari semakin miskin. Orang pribumi masih kurang memadai oleh orang Belanda, sehingga di import orang-orang keeling (India) di samping orang-orang cina, orang-orang keeling yang diimport ini sama nasib dan deritanya orang-orang kuli kontrak. Untuk orang keeling sejarah menampakkan semakin menyusut di tahun sejarah hingga sekarang ini keturunannya hanya tinggal sedikit di Sumatera Timur. Mereka tidak semantap orang cina yang bekerja di perkebunan.
Disamping itu orang-orang Arab Saudi menjajahkan kakinya sejak abad ke 15. Umumnya datang untuk berdagang. Keahlian orang Arab ini dimanfaatkan oleh Kolonial Belanda. Orang-orang Arab sama kedudukannya dengan orang-orang cina.

Minggu, 19 Juni 2011

   
 
Bapak/ Ibu seluruh member
PT Melia Nature Indonesia,
   
  Bisnis multilevel marketing adalah sebuah bisnis modern yang merupakan terobosan terbaik dalam sistem ekonomi yang mampu mewujudkan teori ekonomi yang paling tua yaitu modal sekecil kecilnya akan memperoleh untung sebesar-besarnya. PT Melia Nature Indonesia
hadir dengan konsep yang
revolusioner di sistem multilevel
marketing ...
   
   
 
 
 
Melia Biyang  

Human Growth Hormone, also called somatropin, is produced in the anterior of the pituitary gland inside the brain ....  
Melia Propolis  
  Propolis is a sticky resin that seeps from the buds of some trees and oozes from ...  
   
     
 
   
   
   
   
 


View All Events



ARTIKEL & BERITA TERBARU
2011-05-09 21:41:23
PROPOLIS Menyembuhkan penyakit Gigi, Gusi dan mulut
Propolis telah di gunakan untuk menyelesaikan permasalahan gigi selama berabad-abad, karena efek dari perawatan gigi menggunakan propolis ini dapat segera terlihat/terbukti dan sudah menjadi bahan penelitian klinis yang popular di Negara Ba



2011-03-22 21:52:54
Bagaimana PROPOLIS sembuhkan Kanker
Kanker serviks adalah jenis kanker rahim yang paling umum kedua di dunia. Setiap satu jam, satu wanita meninggal di Indonesia karena kanker serviks atau kanker leher rahim ini



Bukti Khasiat Propolis Bagi Penderita HIV/AIDS



Efek propolis yang cepat



Dahsyatnya Propolis untuk Menggempur Penyakit




Other News

  MELIA NATURE VIDEO




Silahkan Anda pelajari sistem bisnis Melia Nature di
Marketing Plan
Ditunjang oleh Produk 
Propolis &
Biyang yang teruji khasiatnya untuk kesehatan Anda dan keluarga.

 
     :: PENELITIAN & KESAKSIAN PROPOLIS ::
  • Roy kupincel, MD ( Maithland, Florida)
    Sarang lebah lebih steril dari ruang operasi rumah sakit dan mengkonsumsi propolis tanpa efek samping
  • Uji kanker : CAPE (caffeid acid phenethyl esther) comprehensive cancer center & inst of cancer Research Colombia -1991 Pengaktifan sel kanker pada sel DNA manusia dapat dicegah sampai 50% dengan 5 mg PROPOLIS, jika ditingkatkan menjadi 10 mg dosis PROPOLIS pertumbuhan sel kanker dapat dicegah

  • DR Fang chu - Hospital Lien Yun Gang Jiansu Membantu pasien yang mengidap penyakit hyperlipidemia, (kandungan lemak dalam darah tinggi) dan mampu mengobati penyakit jantung

  • Al-Qur'an, Surat An-Nahl ayat 68-69 Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia”, kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang Telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.
  • Alkitab, Amsal 16:24   
    Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang.

No. SIUPL:
62/PDN-2/SIUPL/PP/10/2006
No. BPOM: POM SI 054 618 411 | POM TI 054 616 861
 
PT. Melia Nature Indonesia memberikan solusi kesehatan yang murah dan keuangan yang baik:
  1. Modal hanya sekali. Anda hanya perlu sekali saja melakukan pembelian produk
  2. Kerja yang relatif sangat ringan, yaitu hanya membina dua team untuk permulaan
  3. Pembayaran bonus tercepat, dilakukan secara harian
  4. Perhitungan bonus sangat mudah, karena jenis bonus sederhana
  5. Hanya terdiri dari 3 jenis bonus. Jadi member mudah untuk menghafalnya
  6. Tidak ada peringkat dan tutup point
Membeli Produk hanya sekali seumur hidup saat Anda bergabung sebagai Anggota PT Melia Nature Indonesia.

- Biaya pendaftaran Rp.30.000,- (sekali seumur hidup/bisa diwariskan)
        Kartu Anggota, Starter KIT, Brosur & Formulir, Website Pribadi

- Pembelian 1 unit produk Rp.550.000,- (Propolis 7 pcs atau Biyang 4 pcs)
- Total pendaftaran 1 unit = Rp 580.000,-  (Propolis 7 pcs atau Biyang 4 pcs)


Contoh SMS Bonus harian ke Handphone Anggota PT Melia Nature Indonesia




Contoh Bukti Transfer PT Melia Nature Indonesia melalui Internet Banking BCA




Contoh Bonus Leadership di ruang Anggota www.melianature.com





 
 
  MEMBER LOGIN

Username (Email / ID Melianature) :

Password :

Keep me logged in

     Forget Password?


  OUR LEADERS

Ir. Sukur H. Nababan
Jakarta, Indonesia


Ir.Roy Manik
Bandung, Indonesia


Ir. Andrew Walkers
Bandung, Indonesia


Ir. Dicky Ardiansyah
Bandung, Indonesia


Yolanda Masengi
Jakarta, Indonesia


Rika Callebaut
Jakarta, Indonesia


Jack Boyd Lapian
Jakarta, Indonesia
  TODAY'S MEMBER
Nama Unit Town
Miladin 7 Bogor
Budi 7 Jakarta Selatan
Martin 7 Karawang
Rio 3 Manado
Heinje 7 Manado
Fitri 7 Tangerang
Lia 3 Cirebon
Dian 7 Jakarta Selatan
Ishak 7 Jakarta Utara
Retno 7 Jakarta Selatan
Atty 7 Tangerang
Hotman 3 Medan
Fadila 7 Medan
Fransiska 3 Jakarta Pusat
Fadila 7 Medan
Melissa 3 Jakarta Utara
Irwandi 31 Aceh
Ratih 7 Jakarta Selatan
Vischa 7 Jakarta Selatan
Cindy 7 Jakarta Utara
Mance 3 Jakarta Timur
Obor 7 Jakarta Timur
Ria 7 Jakarta Timur

Total Online : 3
Guests : 3
Members : 0







  TESTIMONIAL

Bp. Sondakh, Dosen S2 ITB-Bandung
11 Tahun Menderita Alergi


Kesaksian Para Ahli Tentang Propolis
Manca Negara


Konsumen Propolis yang Fenomenal
Jakarta, Indonesia


Propolis: Jerawat, Sinus, Maag Kronis
dahsyat khasiatnya





  ONLINE SUPPORT
Jack Lapian
Martin Tobing